Seorang pria duda, yang sudah kakek-kakek memaksa seorang aktivis perempuan untuk tinggal satu rumah, tanpa ikatan pernikahan. Namun, karena ditolak, Si Kakek mengancam akan membunuh aktivis perempuan tersebut.
Aktivis Perempuan bernama Priscilia Hillary Fabiola Gultom itu mengaku sudah sangat tidak tahan, bahkan ketakutan dengan ancaman-ancaman intimidasi yang dilakukan oleh Aloysius Bambang Eko Soeharto, kepada dirinya setiap hari.
“Dia mengancam membunuh saya, dan juga melaporkan untuk memenjarakan saya. Karena saya menolak untuk tinggal satu rumah tanpa ikatan pernikahan. Kini, setiap hari dia meneror dan mengintimidasi saya,” ungkap Priscilia Hillary, Minggu (21/02/2021).
Priscilia Hillary yang adalah aktivis Buruh Migran, kini sedang menulis buku dan novel tentang perburuhan. Awalnya, Priscilia berkenalan dengan Aloysius Bambang Eko Soeharto pada sekitar akhir tahun 2020 lalu di Jakarta.
Tempat tinggal mereka pun berdekatan di Kwitang, Jakarta Pusat. Priscilia Hillary mengenal Aloysius Bambang Eko Soeharto sebagai sesama satu gereja. Mereka juga berkenalan di Grup Whatsapp Gereja Wilayah II Ayam Berkokok.
Aloysius Bambang Eko Soeharto tinggal di Jalan Kwitang Raya Nomor 09, RT 01/RW 07, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Sedangkan Priscilia Hillary Fabiola Gultom tinggal nge-kos sendiri di Jalan Kramat I Nomor 12, RT 01/RW 07, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Di Jakarta, Priscilia memang tinggal sendirian. Sedangkan keluarga besarnya tinggal di Samosir, Sumatera Utara, dan di Pekanbaru, Riau.
Perempuan kelahiran Samosir, 09 Oktober 1974 ini sejak pulang bekerja sebagai Buruh Migran dari Hongkong beberapa tahun lalu, kini mencari nafkah di Jakarta, sendirian.
Sedangkan Aloysius Bambang Eko Soeharto adalah kakek duda. Memiliki tiga orang anak. Dua orang anaknya sudah menikah, satu lagi masih lajang.
Diungkapkan Priscilia, kepada dirinya, Aloysius Bambang Eko Soeharto mengaku mengalami depresi sepeninggal isterinya. Bahkan, sudah beberapa kali mencoba melakukan upaya mengakhiri hidupnya sendiri, dengan mencoba bunuh diri.
Pria berusia 66 tahun itu sejak tahun lalu sering berkomunikasi dan curhat kepada Priscilia. “Dua orang anaknya menduga, Bapaknya yang turut membuat Ibu mereka mati. Sedang satu anaknya tak banyak mengomentari kematian Ibu mereka,” beber Priscilia menjelaskan kondisi kakek bernama Aloysius Bambang Eko Soeharto itu.
Karena konsultasi dan sering curhat, kedekatan antara Aloysius Bambang Eko Soeharto dengan Priscilia Hillary Fabiola pun terjalin. Pria gaek itu urung mengakhiri hidupnya, dan berharap Priscilia mau tinggal satu rumah, menikah dan mengurusi hidupnya.
Namun, menurut Priscilia, dirinya akan mau tinggal satu rumah, dan mengurusinya jika sudah menikah resmi. Serta, pekerjaannya untuk melanjutkan menulis buku dan novelnya jangan sampai terganggu.
Akhir tahun 2020 lalu, Priscilia hendak melanjutkan menulis buku dan novel. Dia menanyakan teman-teman dan koleganya untuk mencari sebuah rumah yang bisa dijadikan tempat bekerja dan menulis yang kondusif.
“Kalau ada, rumah yang berada di pedesaan, yang dekat sawah pun tak mengapa. Asalkan bisa menulis dengan fokus. Nyewa pun tak mengapa,” tutur Priscilia.
Aloysius Bambang Eko Soeharto menyanggupi mencari rumah di daerah Maja, Lebak, Provinsi Banten. Bahkan, Bambang sendiri yang mengangkati barang-barangnya Priscilia dari kos menuju lokasi yang baru di Lebak, Banten itu.
“Saya sejak awal sudah mengatakan, jangan. Sebab, saya melihat, ini sudah berlebihan. Namun dia memaksa,” ujar Priscilia.
Nah, sejak 1 November 2020, Priscilia pindah ke Perumahan Citra Maja Raya 2 Klaster Uluwatu, Jalan Uluwatu 31 K32/29 Maja, Lebak, Provinsi Banten. Rumah ini disewa, selama Priscilia menyelesaikan penulisan buku dan novel.
Rupanya, sejak hari itu pula, Aloysius Bambang Eko Soeharto tinggal juga di sana. Mengangkati barang-barang dan perlengkapannya dari Kwitang.
Bedanya, Aloysius Bambang Eko Soeharto mengaku membeli satu unit rumah di dekat rumah sewaan tempat Priscilia tinggal sementara.
Bambang mengaku sudah membeli satu unit rumah di Perumahan Citra Maja Raya 2 Klaster Uluwatu, Jalan Uluwatu 31 K18/15 Maja, Lebak, Provinsi Banten. Beda Klaster.
“Katanya dia membeli atas nama saya. Dan sejak itu, dia tak pernah tinggal di rumah itu. Dia mengangkat barang-barangnya ke rumah sewaan tempat saya menulis. Dan tinggal di sana. Saya kan gerah, tidak nyaman, dan saya bilang saya tak setuju jika tinggal satu rumah tanpa ikatan pernikahan,” beber Priscilia.
Untuk membuktikan keseriusannya, Aloysius Bambang Eko Soeharto menyerahkan kartu ATM-nya dipegang dan dipergunakan oleh Priscilia.
“Kalau untuk penggunaan uang dari ATM-nya itu harus bersama-sama. Dan tidak ada transaksi yang tidak boleh terjadi tanpa sepengetahuannya,” ujar Priscilia.
Aloysius Bambang Eko Soeharto juga berjanji akan membantu perobatan salah seorang keponakannya Priscilia di Pekanbaru, Riau.
Namun, Priscilia merasa sangat tidak nyaman, sebab, hampir setiap hari Aloysius Bambang Eko Soeharto mencaci maki dirinya. Menuduhnya sebagai lonte atau pelacur, dan menistakan dirinya dengan sehina-hinanya.
Pekan lalu, menurut Priscilia, dirinya memblokir ATM milik Aloysius Bambang Eko Soeharto itu, setelah terlebih dahulu mengalihkan sebesar Rp 50 juta untuk perobatan keponakannya, sebagaimana dijanjikan oleh Bambang.
Atas pemblokiran itu, lanjutnya, Aloysius Bambang Eko Soeharto malah melaporkan Priscilia ke Polres Lebak, Banten. Atas tuduhan pencurian uang.
Kemudian, Priscilia juga hendak diguna-guna oleh Aloysius Bambang Eko Soeharto. “Tujuannya, supaya saya terintimidasi dan terteror. Potongan-potongan rambut saya dimasukkan ke dalam tasnya, lalu dikirimkan ke temannya seorang dukun. Divideokan dia. Katanya supaya saya kena guna-guna,” ungkap Priscilia.
Karena setiap hari sudah semakin terancam dan terintimidasi, apalagi dengan ancaman akan membunuhnya, Priscilia pun akan melaporkan Aloysius Bambang Eko Soeharto ke Polisi. Dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan, penistaan dan ancaman pembunuhan.
Kini, Priscilia diusir dari rumah sewaan tempatnya menulis itu. “Saya melihat, jahat betul watak dan perangainya. Saya jadi ketakutan dan merasa terancam. Saya akan melaporkannya. Saya tidak terima diintimidasi dan diputarbalikkan fakta-fakta, saya dituduh lonte atau pelacur. Dituduh macam-macam yang menistakan saya. Diancam akan dibunuh, dan dilaporkan ke Polisi,” tandas Priscilia.(RGR)