Klub raksasa Jerman, Eintracht Franfurt berhasil menyabet trofi Piala Liga Europa 2021/2022.
Pasukannya Oliver Glasner itu menang lewat adu penalti dan mengalahkan klub Raja Liga Skotlandia, Glasgow Rangers, asuhannya Giovanni van Bronckhorst.
Babak final Liga Europa 2021/2022 digelar di Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Spanyol, pada Kamis (19/5/2022) dini hari WIB.
Duel puncak itu mempertemukan klub raksasa asal Jerman, Eintracht Frankfurt dengan klub raksasa Skotlandia, Glasgow Rangers. Partai puncak ini berakhir dengan skor imbang 1-1, Frankfurt menang melalui adu penalti.
Sengitnya duel sudah tercium sejak awal pertandingan. Namun selama 10 menit pertama, masing-masing tim bisa menetralisir serangan. Sehingga tidak banyak peluang emas tercipta pada awal pertandingan.
Pada menit ke-20, Frankfurt mendapatkan peluang emas dari aksi Ansgar Knauff. Serangan diawali oleh aksi menyusuri sisi kanan lapangan oleh Knauff sebelum melepaskan tembakan. Bola mengarah ke pojok kanan bawah gawang, tetapi bisa dihentikan Allan McGregor.
Giliran kiper Frankfurt, Kevin Trapp, yang diuji pada menit ke-37. Pemain Rangers, Borna Barisic, mengirimkan umpan silang berbahaya yang menuju ke arah Jesper Lindstrom. Bola belok ke gawang karena sundulan Lindstrom, tetapi Trapp mampu menghentikan.
Berbagai upaya yang dilakukan kedua tim tidak membuahkan hasil maksimal. Pada akhirnya, Frankfurt dan Rangers harus puas melihat babak pertama berakhir dengan kedudukan imbang 0-0.
Pertandingan kembali dimulai dengan tenang. Ada beberapa peluang yang tercipta di lima menit pertama babak kedua, tapi tidak cukup berbahaya untuk menghasilkan gol.
Pendukung Rangers bergemuruh pada menit ke-57 setelah Joe Aribo sukses mencetak gol.
Kesalahan Djibril Sow yang menyundul bola ke arah gawang sendiri dikapitulasi dengan baik oleh Joe Aribo. Skor 1-0 untuk Rangers.
Kemudian, wasit harus berdiskusi dengan tim Video Assistant Referee (VAR) ketika pemain Frankfurt melakukan protes pada menit ke-60, tepatnya setelah tembakan Lindstrom dihalangi Calvin Bassey.
Bassey diyakini melakukan handsball, tapi tayangan ulang menunjukkan bola mengenai dada Bassey.
Frankfurt akhirnya berhasil mencetak gol balasan pada menit ke-69. Rafael Borre menemukan celah di antara bek Rangers ketika Filip Kostic mengirim umpan silang mendatar, dan sukses membelokkan bola ke gawang. Skor berubah menjadi 1-1.
Itulah gol terakhir yang tercipta di babak kedua. Frankfurt dan Rangers telah berupaya mencetak gol tambahan, tapi gagal dilakukan. Skor imbang 1-1 bertahan sehingga pertandingan harus berlanjut ke babak extra time.
Pemain dari masing-masing tim tampak kelelahan menuju ke babak extra time. Tidak banyak peluang emas tersaji di babak pertama, sehingga kedudukan imbang 1-1 masih bertahan.
Satu-satunya peluang yang lahir di babak pertama ini tercipta pada menit ke-95. Borre mencoba mencetak gol keduanya dari sudut sempit, sayang tembakannya berhasil dihentikan dengan baik oleh Calvin Bassey.
Intensitas meningkat menjelang akhir babak kedua extra time. Kevin Trapp sampai harus melakukan aksi penyelamatan dua kali, di mana yang pertama dirinya menghentikan tembakan jarak jauh Ryan Kent.
Paling krusial adalah kala Trapp berhasil menghentikan peluang dari Kent pada menit ke-118. Kent menerima umpan dari Kemar Roofe dengan baik, tetapi bola gagal masuk ke gawang karena bisa dihentikan oleh kiper Frankfurt, Kevin Trapp.
Jelang pertandingan usai, James Tavernier coba melepaskan tembakan. Namun Trapp lagi-lagi melakukan penyelamatan gemilang.
Skor 1-1 bertahan hingga akhir babak extra timesehingga pemenang harus ditentukan lewat adu penalti.
Pada babak adu penalti alias babak tos-tosan, Eintracht Frankfurt berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 5-4. Kelima penendang Frankfurt berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Adapun kelima algojo Rangers hanya Aaron Ramsey yang gagal menjalankan tugasnya dengan baik.
Untuk diketahui, Frankfurt dan Rangers menjadi klub ke-17 dan ke-18 yang mengikuti final Liga Europa. Mereka juga merupakan finalis pertama dari Jerman dan Skotlandia.
Ini adalah pertama kalinya Liga Europa dimenangkan oleh tim dari luar Spanyol atau Inggris sejak 2010/2011. Terakhir kali ialah saat laga Porto mengalahkan Braga.
Frankfurt adalah tim Bundesliga pertama yang memenangkan Piala UEFA/Liga Eropa sejak 1997. Terakhir kali gelar tersebut direbut Schalke yang mengalahkan Inter Milan melalui adu penalti.
Pemain Rangers, Aribo, adalah satu-satunya pemain yang tampil di semua 15 pertandingan Liga Europa musim ini (13 penampilan, dua penampilan sebagai pemain pengganti).
Frankfurt telah mencetak setidaknya satu gol di tiap pertandingan dari 13 laga Liga Europa musim ini.
Ini adalah final Piala UEFA/Liga Eropa kesembilan yang melalui perpanjangan waktu sejak final diubah menjadi pertandingan satu kali pada 1998. Lima di antaranya harus ditentukan melalui adu penalti.
Kemudian, Eintracht Frankfurt akan bermain di Liga Champions untuk pertama kalinya musim depan, satu-satunya musim mereka di kompetisi klub utama UEFA. Sebelumnya terjadi pada tahun 1959/1960 saat mereka berhasil mencapai final Piala Eropa.
The Eagles menjadi juara Liga Europa dengan status tak terkalahkan di kompetisi musim ini (menang 7 kali, seri 6 kali) dan menjadi tim ketiga yang melewati pertandingan tanpa kekalahan. Sebelumnya ada Chelsea yang juara pada 2018/2019 dan Villarreal di musim lalu.
Perasaan bahagia meliputi pelatih Eintracht Frankfurt, Oliver Glasner, usai timnya keluar sebagai kampiun Liga Europa 2021/2022 ini.
Glasner mengaku sangat bahagia bisa membawa klub berjuluk Die Adler merengkuh trofi Eropa untuk kali kedua.
“Luar biasa. Itu adalah pertandingan ke-13 di Eropa dan kami tidak pernah kalah,” ujar Oliver Glasner, usai pertandingan seperti dilansir laman resmi UEFA, Kamis (19/5/2022).
Frankfurt tak terkalahkan dalam 13 laga di kompetisi Eropa. Klub Jerman itu lolos ke partai final usai menyingkirkan tim favorit asal Inggris, West Ham United.
Oliver Glasner mengaku, kinerja Daichi Kamada Cs sangatlah patut mendapat apresiasi lebih. Apalagi, Frankfurt memutus penantian 42 tahun lamanya.
Terakhir kali Schlappekicker menjuarai trofi Liga Europa terjadi pada medio 1979/1980 silam.
Saat itu Frankfurt menang atas tim sesama Jerman Borussia Monchengladbach lewat partai dua leg.
“Apa yang telah dilakukan para pemain hari ini dan musim ini, saya kehilangan kata-kata. Mereka patut mendapat kredit lebih karena tekad dan usaha keras. Saya bangga dengan tim ini,” sambung Glasner.
Partai final Frankfurt kontra Rangers berlangsung di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, dini hari WIB tadi. Laga berakhir imbang 1-1 selama waktu normal.
Wakil asal Jerman, Frankfurt, tertinggal gol lebih dulu dari Rangers melalui Joe Arbo pada menit ke-56. Namun, Die Adler sukses menyamakan kedudukan lewat sontekan jarak dekat Rafael Borre menit ke-69.
Skor tersebut bertahan hingga pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti. Kelima penendang Frankfurt sukses menaklukkan kiper Rangers, Allan McGregor. Sedangkan eksekutor the Teddy Bears, Aaron Ramsey gagal menjalankan tugasnya.
Lebih lanjut, gelandang tengah Frankfurt Djibril Sow menilai timnya layak memenangkan trofi Eropa. Sebab, Frankfurt mampu mengalahkan beberapa tim terbesar di dunia dalam perjalanan menuju kesuksesan ini.
“Kami tidak pernah menyerah dan sekarang kami berada di atas bulan,” ujar Glasener.
Pemenang pertandingan pun ditentukan lewat babak adu penalti setelah skor imbang 1-1 bertahan hingga 120 menit laga berlangsung. Kelima algojo Eintracht Frankfurt sukses melakukan tugasnya.
Sedangkan satu eksekutor Glasgow Rangers, Aaron Ramsey, gagal mengeksekusi penalti dengan baik. Hasil itu membuat Eintracht Frankfurt juara usai menang dengan skor 5-4 di babak tos-tosan.
Catatan impresif itu semakin terasa spesial. Sebab, Eintracht Frankfurt berhasil juara tanpa kekalahan selama melakoni 13 pertandingan, sejak penyisihan grup hingga final.
Kiper Eintracht Frankfurt, Kevin Trapp dan kolega sukses menyamai rekor milik Villarreal dan Chelsea. Tim berjuluk The Yellow Submarine itu menorehkannya pada Liga Eropa 2020-/021. Sementara, Chelsea mencatatkan sejarah pada Liga Eropa 2018/2019.
Mengukir catatan manis, pelatih Entracht Frankfurt, Oliver memuji pasukannya musim ini. Terlebih lagi, Die Adler bangkit dari keterpurukan di partai puncak usai tertinggal lebih dulu dari The Light Blues-julukan Glasgow Rangers.
“Luar biasa. Itu adalah pertandingan ke-13 kami di Liga Eropa (musim ini) dan kami tidak kalah sekalipun,” kata Oliver Glasner.
“Kami bangkit dari ketertinggalan hari ini, jadi saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan apa yang dilakukan para pemain hari ini dan musim ini. Mereka tidak pernah mengecewakan saya,” imbuhnya.
Selain rekor tersebut, Eintracht Frankfurt juga membukukan catatan manis lainnya. Mereka berhasil mencetak gol di semua laga Liga Eropa musim ini.
“Saya bangga dengan para pemain dan hasil kerja saya. Itu persis seperti permainan yang kami pikirkan,” ungkap pelatih berusia 47 tahun itu.
Oliver Glasner lahir di Schaerding, Austria, pada 28 Agustus 1974. Ia pernah menjadi pesepak bola profesional dan bermain sebagai bek untuk dua klub asal Negaranya, Ried (1995-2011) dan LASK (2003-2004).
Pada 2006, Glasner meraih gelar Master Administrasi Bisnis di Universitas Hagen, Jerman. Dia ditawari peran asisten pelatih di Ried pada 2012. Namun, ia juga mendapat peluang yang lebih menarik dari itu.
Peter Vogl, yang saat itu menjadi Presiden Kehormatan SV Ried dan CEO Red Bull Salzburg, mempekerjakan Glasner sebagai asisten manajemen, yang bertanggung jawab untuk koordinasi olahraga. Di sinilah, awal perkenalannya dengan Ralf Rangnick, di mana ia menjadi anak buahnya.
Glasner memiliki hasrat untuk menjadi pelatih sepak bola. Ia meminta kesempatan kepada Rangnick, yang merupakan Direktur Sepak Bola Red Bull Salzburg dan RB Leipzig pada 2012, untuk melatih. Lantas pada Juli 2012, ia menjadi asisten pelatih Roger Schmidt di tim utama Salzburg.
Setelah 2 tahun bertugas di Red Bull Salzburg, Oliver Glasner dianggap melakukan pekerjaan yang baik. Ia lalu ditunjuk sebagai pelatih kepala SV Ried untuk musim 2014/2015. Durasinya melatih di sana hanya dari Mei 2014 hingga Mei 2015.
Selanjutnya, selama Juli 2015-Juli 2019, ia melatih mantan klubnya yang lain, LASK Linz. Kemudian, Pada musim 2019/2020, Glasner direkrut Wolfsburg dan berhasil membawa klub Jerman itu lolos ke Liga Europa. Pada 2020/2021, Wolfsburg dibawanya finis keempat dan lolos ke Liga Champions.
Pada Mei 2021, Eintracht Frankfurt mengumumkan bahwa Glasner telah menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala dengan kontrak tiga tahun hingga 30 Juni 2024. Dan rupanya, langkah ini membawa berkah bagi dua belah pihak.
Glasner menjadikan Frankfurt tim kejutan di Liga Europa 2021/2022. Mereka sanggup mengalahkan Barcelona (agregat 4-3) di perempat final dan West Ham (agregat 3-1) di semifinal. Puncaknya, mereka menaklukkan Rangers.***
Hasil Adu Penalti Eintracht Franfurt vs Glasgow Rangers
James Tavernier gol Eintracht Frankfurt 0-1 Glasgow Rangers
Christopher Lenz gol Eintracht Frankfurt 1-1 Glasgow Rangers
Steven Davis gol Eintracht Frankfurt 1-2 Glasgow Rangers
Ajdin Hrustic gol Eintracht Frankfurt 2-2 Glasgow Rangers
Scott Arfield gol Eintracht Frankfurt 2-3 Glasgow Rangers
Daichi Kamada gol Eintracht Frankfurt 3-3 Glasgow Rangers
Aaron Ramsey gagal Eintracht Frankfurt 3-3 Glasgow Rangers
Filip Kostic gol Eintracht Frankfurt 4-3 Glasgow Rangers
Kemar Roofe gol Eintracht Frankfurt 4-4 Glasgow Rangers
Rafael Borre gol Eintracht Frankfurt 5-4 Glasgow Rangers
Susunan Pemain
Eintracht Frankfurt (3-4-3) : Kevin Trapp; Almamy Toure, Tuta (Makoto Hasebe 58’), Evan Ndicka (Christopher Lenz 101’); Ansgar Knauff, Sebastian Rode (Kristijan Jakic 90’), Djibril Sow (Ajdin Hrustic 105’), Filip Kostic; Daichi Kamada, Rafael Borre, Jesper Lindstrom (Jens Hauge 71’).
Pelatih: Oliver Glasner (Austria).
Glasgow Rangers (4-3-3) : Allan McGregor; James Tavernier, Connor Goldson, Calvin Bassey, Borna Barisic (Kemar Roofe 117’); Ryan Jack (Steven Davis 74’), John Lundstram, Glen Kamara (Scott Arfield 90’); Ryan Kent, Joe Aribo (James Sands 101’), Scott Wright (Junior Sakala 74’ (Aaron Ramsey 117’)).
Pelatih: Giovanni van Bronckhorst (Belanda).